![]() |
Habibie Afsyah Young & Succes Seminar Sabtu, 23 Februari 2013 JIEXPO (PRJ), Kemayoran |
~“Suhu Internet Marketer”, dari kursi roda ia menciptakan ribuan dolar perbulan.
~ Pendiri Yayasan Bagi Semua Anak dan memberi pendidikan internet.
~ Mendapat Penganugerahan Danamon Award 2012.
"Dulu Saya Hanya Bisa Menangis Saja"
“Ma, jari tangan kanan tolong agak ke kiri sedikit,” ungkap Habibie Afsyah. Sang ibu, Endang Setyati melakukan apa yang diinginkan putra bungsunya. Belum sampai lima menit, ia meminta sang ibu mendorong kursi roda kedepan. Di pangkuannya, sebuah bantal diletakkan. Jari-jarinya diletakkan di atas keyboard komputer. Tangan kirinya aktif menggunakan mouse untuk melakukan aktivitas di depan komputer. Jangan bayangkan ia hanya menggunakan komputer saja. Sebuah komputer 32 inchi terpasang di bagian atas. Di bawahnya, terdapat lima layar komputer berukuran 17 inchi. Semua itu dinyalakan sekaligus. “Tapi harus ada musik karena saya tak bisa kerja tanpa musik,” katanya.Habibie adalah sosok internet marketer yang difabel. Pria kelahiran Jakarta, 6 Januari 1988 ini menderita Muscular Dytrophy tipe Becker. Suatu mutasi spontan di gen systropin pada kromosom XP21. Penyakit yang secara perlahan membuat otot-ototnya menjadi semakin melemah dan fisiknya menjadi tak berdaya. Ia bahkan divonis oleh dokter akan meninggal pada usia 24 tahun. Namun berkat dorongan dari dalam diri serta keluarganya, ia pun bangkit.
Alkisah, Habibie terlahir normal seperti bayi lainnya. Namun pada usia sembilan bulan, Endang menyadari ada yang lain pada diri buah hatinya itu. Habibie pun menjalani berbagai ritual yang tak mengenakkan bahkan menyakitkan. “Dulu pas masih kecil, saya hanya bisa menangis saja,” katanya kepada GATRA. Ia dimasukkan di dalam kotak yang ternyata membuat satu bagian tulangnya terlepas. Ini pun baru diketahui setelah melalui pemeriksaan dokter.
Dari sinilah, Habibie pun berhenti di terapi namun di optimalisasi potensi yang ada dalam dirinya. Diskriminasi bahkan olokan sering diterimanya. Sejak ia masih TK YPAC. Ia lantas dipindahkan di TK Lab Setia Budi. Saat duduk di sekolah dasar ia pun sempat berpindah sekolah pada kelas 3. “Banyak teman yang mengolokku,” katanya lagi. Ia berhasil lulus dari SMA Yayasan Sunda Kelapa pada tahun 2006.
Satu pertanyaan pun menggangu pikirannya. “Apa yang akan saya lakukan selepas SMA,” katanya. Namun pertanyaan itu terlintas begitu saja seiring kegemarannya pada permainan game online. “Dari bangun tidur hingga tidur lagi, saya hanya bermain game,” katanya. Akibatnya, biaya internet di rumahnya melonjak hingga Rp 1,3 juta per bulan.
“Saya bilang saya bisa cari uang sendiri,” kata Habibie kepada ibunya. Dan, ketika melihat kegilaan Habibie kepada dunia internet begitu menggila, ia pun mendaftarkan Habibie untuk mengikuti pelatihan internet marketing dengan biaya Rp 5 juta selama dua hari. “Namun saya nggak ngerti apa-apa,” katanya. Namun sang ibu berkeras agar Habibie mengikuti kelas advanced walaupun harus menjual mobil untuk membiayai kursus itu sebesar Rp 15 juta. “Saya merasa buang-buang uang,” katanya.
Kini perjuangannya membuahkan hasil
Toh, itu semua menjadi bekal pada kehidupannya kelak. Selepas kursus, ia mengembangkan bisnis pemasaran dengan membuat website. Padahal itu tak mudah. Namun, ia berhasil melakukannya.
Lihat saja website rumah101.com yang awalnya ia buat gratis agar orang tertarik untuk memasang penjualan rumah di dirinya. Namun kini, pemasang iklan harus membayar Rp 100.000 untuk sekali pasang, selamanya. Habibie juga memberikan layanan jasa SEO (search engine optimisation). Caranya, dengan mengoptimalisasikan mesin pencari untuk membantu meningkatkan kualitas website di search engine Google. Konsumennya tentu semakin mendapat keuntungan. Ia juga mengembangkan website www.ponsel-quran.com
Kini, perjuangannya membuahkan hasil. Ia kerap diundang sebagai pembicara di berbagai seminar. Sebagai motivator di Lapas Anak Tangerang dalam HUT Kemerdekaan RI Agustus 2008. Mulai sebagai Pembicara di seminar Internet Marketing Laga Einvenst UI 2008, Pembicara Edu-Preneur di Univ. Pendidikan Indonesia Negeri - UPI Bandung 2009 dan sebagainnya.
Ia pun dapat meraup untung hingga Rp 10 juta-Rp 15 juta per bulan. Hasil dana yang ia peroleh membuat ia tak menikmati sendiri. Ia kerap datang ke berbagai panti agar menularkan ilmu dan memberikan semangat bagi penyandang difabel lainnya. Walaupun kini, ia mengaku penjualannya agak menurun, namun ia tak pernah berputus asa.
KELEMAHANKU ADALAH KEKUATANKU
Keterbatasan fisik bukan halangan untuk memetik manisnya sukses. Itulah pilihan yang diambil oleh seorang Habibie Afsyah. Habibie adalah penderita Muscular Dystrophy Progressiva tipe Backer. Namun, penyakit yang kian hari membuat tubuhnya mengecil dan nyaris lumpuh ini tidak menciutkan tekad untuk melejitkan diri.
Penyakit akibat mutasi gen ini bersarang dalam tubuh Habibie saat usianya baru menginjak 8 bulan. Saat itu, dokter mendiagnosis terjadi kerusakan dalam otak kecil yang menyerang fungsi saraf motoriknya. Pertumbuhan Habibie pun terganggu. Di kala anak-anak seusianya bermain bola, Habibie menghabiskan hari-harinya di atas kursi roda.
Habibie pernah frustasi atas kondisi tubuhnya, tapi ia tidak membiarkan hal itu larut. Di tengah keterbatasannya, ia terus mendaki jenjang-jenjang pendidikan formal. Bahkan setelah tamat sekolah menengah atas, ia giat mengikuti berbagai seminar dan pelatihan yang memperkenalkannya ke dunia internet markerting.Walau harus bersaing dengan orang yang terbilang normal, jiwa kompetisi dalam diri Habibie tak pernah padam.
Semangat inilah yang ingin ditularkan Habibie kepada temanteman yang memiliki keterbatasan fisik. Dengan kisah hidupnya, Habibie memotivasi mereka. Dengan keterampilannya sebagai internet marketer, Habibie membekali mereka. Selain aktif sebagai pengajar teman-teman difable, Habibie juga kerapkali hadir sebagai pembicara dalam seminar umum di sejumlah kampus dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Di sela-sela kesibukannya itu, Habibie pun menyempatkan diri bertemu dengan para blogger yang dikenalnya dari dunia maya. Kelompok kecil ini biasanya melakukan kopi darat di kamar Habibie. Dari ruang berukuran 3 x 4 meter itu, mereka saling berbagi pengalaman, tips, hingga canda-tawa.
Di balik tokoh luar biasa, selalu ada sosok yang menginspirasi hidup mereka. Bagi Habibie, ibunda merupakan sosok inspiratif tersebut. Ia adalah Endang Setyati.Wanita yang akrab disapa "Ibu Habibie" ini begitu setia melimpahkan kasih sayang pada puteranya. Dengan dua jari kanannya yang masih aktif, Habibie memainkan perannya sebagai seorang pengajar, motivator sekaligus internet marketer. Bagi laki-laki kelahiran 1988 ini, sukses adalah kodrat setiap orang, bagaimana pun kondisi fisik seseorang.
"Jangan menyerah pada keadaan. Asal ada kemauan kuat, bagaimanapun keadaannya, setiap orang bisa sukses,"
kata Habibie.
sumber: www.youngandsuccess.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar